Kamis, 20 Januari 2011

Benarkah John Grice Agen CIA

John Jerome Grice telah meninggalkan Jakarta. Warga Amerika Serikat ini tiba-tiba sangat populer di Indonesia. Namanya menjadi buah bibir para petinggi negeri, dua hari terakhir. Penyebabnya, dia disebut Gayus Tambunan sebagai otak pemalsu paspor Gayus atas nama Sony Laksono. Gayus juga mengungkap jati diri John J Grice sebagai agen intelijen Amerika Serikat (CIA).
Para pejabat geger. Kecolongan atau pernyataan Gayus tidak akurat? Saat ini, status John Grice telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang. Apakah betul John Grice agen CIA seperti yang diungkap Gayus Tambunan?
"Sejauh ini penyelidikan Polri belum menemukan ada indikasi terkait dengan CIA," kata Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Kamis 20 Januari 2011. Hal senada disampaikan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Ito Sumardi.
Dugaan John Grice sebagai anggota CIA baru pengakuan sepihak Gayus. Ito mempertanyakan apa kaitan CIA dengan masalah yang membelit Gayus. "Yang kita bicarakan sekarang adalah masalah hukum. Kami yang polisi tidak bisa mengatakan bahwa itu (John Grice) sudah pasti benar," jelas Ito.
Untuk  mengungkap polemik ini, Tjahjo Kumolo, anggota Komisi I Bidang Pertahanan, Luar Negeri, dan Informasi DPR  akan mengundang Badan Intelijen Negara (BIN). Kendati demikian, agenda utama pemanggilan BIN ke DPR bukanlah untuk masalah Gayus Tambunan. Tapi tidak tertutup kemungkinan John Grice akan menjadi agenda utama pertemuan Komisi I dengan BIN.

"Itu bukan agenda spesifik tapi menjadi spesifik karena ada pernyataan yang menyangkut harga diri Bangsa, meskipun tertutup. Saya kira minggu depan sudah bisa dipanggil," kata Tjahjo Kumolo usai mendampingi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara, Jakarta Selatan, Kamis, 20 Januari 2011. Tjahjo menegaskan ada pertanyaan besar di balik pernyataan Gayus. Tjahjo secara pribadi berharap, pernyataan Gayus soal itu tidak benar, karena sangat menyangkut kedaulatan bangsa.

Markas Besar TNI sendiri mengimbau BIN turun tangan menangani kasus ini. "Kalau kami melihat counterpart (mitra sejajar) CIA adalah BIN. Seyogyanya diselesaikan BIN," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis 20 Januari 2010. Prinsipnya, TNI bertugas untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Operasi intelijen yang dilakukan TNI dalam kapasitas mendukung operasi TNI.

Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengakui John Grice sudah kabur beberapa bulan lalu. Patrialis bahkan menyatakan, John Grice kabur lewat Bandara Soekarno-Hatta. "Beberapa bulan yang lalu, melalui pintu imigrasi Soekarno-Hatta," kata Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Januari 2011.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scott Alan Marciel, mengatakan tuduhan tentang keterlibatan agen CIA dalam kasus Gayus Tambunan merupakan urusan hukum Indonesia. Penyelesaiannya adalah melalui penyelidikan aparat hukum Indonesia, bukan pemerintah AS. "Saya tidak tahu siapa orang Amerika yang bernama John Jerome itu. Saya tidak pernah dengar sebelumnya," kata Marciel usai bertemu pimpinan Komisi I DPR RI di Jakarta, Rabu, 19 Januari 2011.

Setelah beredar paspor atas nama Sony Laksono, polisi menemukan paspor mirip Gayus atas nama Yosep Morris berwarganegara Republik Guyana. Pengacara Gayus, Adnan Buyung Nasution, mengungkapkan bahwa pemberian paspor itu untuk membentuk opini publik bahwa Gayus adalah orang jahat. "Ini hanya untuk bentuk opini Gayus adalah orang jahat," ujar Buyung.
Anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum Mas Ahmad Santosa sudah membantah pernyataan Gayus. "Gayus harus membuktikan informasi yang diterimanya tersebut," kata pria yang akrab disapa Ota ini saat jumpa pers bersama Sekretaris Satgas yang juga Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana. Keterangan pers yang digelar Rabu 19 Januari 2011 itu juga dihadiri anggota Satgas yang juga Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein, dan anggota Satgas yang juga Wakil Jaksa Agung Darmono.

Siapa John Grice
Gayus Tambunan melontarkan pernyataan yang mengejutkan usai sidang vonis 7 tahun di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 19 Januari kemarin. Gayus mengungkapkan bahwa paspor palsu yang dimilikinya dibuat oleh John Jerome Grice yang mengaku agen CIA. "John Grice adalah agen CIA dan diketahui oleh Satgas," kata Gayus kemarin.

Polisi menyebut John Grice sebagai otak pembuat paspor atas nama Sony Laksono milik Gayus Tambunan. Dia diduga masih berada di satu negara di Asia. Polri mengeluarkan Daftar Pencarian Orang (DPO) terhadap warga negara Amerika Serikat itu sejak Senin 17 Januari 2011. John Grice telah kabur ke luar negeri sejak Juli 2010. Polri telah mendapat kepastian bahwa pria yang terlahir pada 16 Mei 1970 di California itu berkewarganegaraan Amerika Serikat. "Telah mendapat keterangan dari kedubes AS yang berada di Jakarta benar bahwa pernah menerbitkan paspor itu," kata Kepala Bidang Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar, Senin 17 Januari kemarin.

Penyidik sangat memerlukan keterangan Grice untuk mengungkap kasus pemalsuan paspor atas nama Sony Laksono milik Gayus Tambunan. Bagaimana Gayus mengenal John Grice? Menurut Boy, Gayus Tambunan diperkenalkan sahabat Gayus sejak SMA, Agung, kepada tersangka pembuat paspor palsu, Ary, yang bertugas mengambil foto.
Selanjutnya Ary memperkenalkan Gayus kepada Joko, yang sudah dilepas karena tidak cukup bukti. Kemudian Joko inilah yang memperkenalkan Gayus kepada John Jerome. Paspor Gayus atas nama Sony Laksono sendiri diserahkan John Jerome secara langsung kepada Gayus. Gayus menerima paspor itu pada bulan Juli 2010 sesaat sebelum Jerome ke luar negeri. "Diserahkan di sebuah hotel di bilangan Jakarta Utara," kata Boy saat itu.

Gayus sendiri diduga harus membayar sekitar US$100 ribu atau sekitar Rp900 juta untuk membuat paspor palsu atas nama Sony Laksono tersebut. Dari jumlah itu, tersangka Ary mengaku hanya mendapatkan US$2.500. Namun, keterangan itu dibantah oleh pengacara Gayus, Hotma Sitompul. Hotma mengatakan, untuk paspor palsu itu, Gayus membayar tak lebih dari Rp200 juta.

Polri tak memusingkan pernyataan Gayus yang menyebut John Grice sebagai agen CIA. Bagi Polri, yang lebih penting adalah upaya menemukan buronan. Penyidik telah mengambil langkah-langkah untuk menemukan dan menangkap Grice untuk keperluan penyidikan. Polri sudah berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Amerika dan juga sudah menerbitkan DPO.
Polri belum mengetahui keberadaan Grice. Penyidik tak akan fokus pada pembuktian Jerome sebagai agen CIA atau bukan. "Terserah mau percaya Gayus atau siapa. Hal-hal yang tidak ada relevansi itu tidak akan menjadi fokus kita. Kita melihat adanya dugaan melakukan kejahatan," kata Boy Rafli Amar, Kamis 20 Januari 2011. (sj)
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar